“Shabiah” (Sabean) berasal dari bahasa Aramik, “shaba'a”. Padanan katanya dalam bahasa Arab adalah “ta`ammada” yang berarti pembabtisan dan penyucian diri dengan air. Shabi’ah juga berarti membelok atau melepaskan diri dari ikatan. Orang-orang yang menganut Shabi’ah dinamai “shabi’in”, karena mereka membelok dari jalan yang ditunjukkan oleh para nabi. Ritual baptis adalah sakramen kuno. Baptis merupakan syariat utama agama Shabiah. Makna dari syariat ini adalah permulaan hidup baru, maklumat bagi pertaubatan dan penyucian jiwa-raga. Seorang bayi yang baru lahir harus dibaptis agar ia sah menjadi pemeluk agama Shabiah.
Dalam upacara hari-hari besar keagamaan Shabiah, upacara baptis hukumnya wajib. Pemeluk Shabiah dianjurkan untuk sesering mungkin melakukan sekramen ini agar dosa dan kesalahannya dihapus. Tobat tidak cukup hanya lewat pengakuan dosa, namun juga melalui sakramen ini.
Shabiah adalah agama kuno yang telah ada sejak manusia ini ada. Ia mengikuti ajaran-ajaran nabi pertama sekaligus nenek-moyang manusia, yaitu Nabi Adam. Pemeluk Shabiah juga melestarikan ajaran-ajaran yang termaktub dalam shahifah Idris, Syith, Sam bin Nuh, dan Yahya bin Zakaria yang diyakini sebagai nabi terakhir pemeluk agama ini. Hari Ahad (Minggu) merupakan hari suci bagi agama Shabi’ah. Hari Ahad adalah hari pembabtisan Nabi Yahya bin Zakaria.
Sejak sebelum Masehi, agama ini tersebar di kawasan yang disebut Bulan Sabit Subur, meliputi Palestina, Suriah, Mesir, Jordania, Jazirah Arab, Irak, dan Iran. Namun akibat penindasan sepanjang sejarah terhadap pemeluk agama ini, lambat laun pengikutnya semakin menyusut. Dan sekarang pemeluk agama ini terkonsentrasi di Irak Selatan dengan jumlah pemeluknya saat ini kurang lebih 10 ribu orang.
AGAMA SHABIAH
0 komentar:
Posting Komentar